Berinvestasi di Tengah Tren Unik Konsumsi Gen Z
Senin, 1 Agustus 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Pada era seperti saat ini, tidak sedikit gen Z dan milenial yang sudah merambah berbagai jenis investasi untuk membentuk sistem keuangan yang lebih baik di masa depan. Reksa dana, saham, obligasi, properti, emas, hingga deposito adalah jenis-jenis instrumen investasi yang dipilih oleh banyak anak muda. Kaum milenial dan generasi Z diuntungkan dengan perkembangan teknologi, sehingga dapat membeli berbagai produk investasi melalui beragam marketplace. Maraknya instrumen investasi yang berkembang menarik banyak minat kaum milenial dan generasi Z.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, 40% dari total investor retail saat ini merupakan generasi milenial. Kemudian 1% di antaranya merupakan kalangan generasi z yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut Financial Planner, Mike Rini Sutikno, maraknya tren investasi di kalangan anak muda, harus diimbangi dengan wawasan atau pengetahuan untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin timbul. Dilansir kompas.com tips untuk meminimalisir risiko investasi bagi para milenial antara lain:
- Langkah pertama yaitu untuk mendapatkan investasi yang aman sebagai investor harus bisa selektif dalam memilih dan juga bersikap kritis. Menurut Mike saat ini banyak produk investasi baru yang menjanjikan untung tinggi, tetapi tidak memiliki protokol keamanan yang memadai. Protokol keamanan menjadi prioritas utama untuk diperhatikan, dengan memeriksanya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah ini diperlukan karena banyaknya penawaran investasi yang bertebaran dengan lahirnya teknologi finansial.
- Langkah kedua yaitu memiliki perencanaan investasi, investor dapat melakukannya dengan fokus kepada satu produk investasi, misalnya yang memberikan risiko tidak terlalu tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan kombinasi proporsional yang disesuaikan dengan usia calon investor, sehingga dapat disesuaikan dengan tujuan keuangannya. Perencanaan investasi juga dapat membantu menentukan skala prioritas dalam keuangan. Misalnya milenial yang belum menikah dan memiliki calon, tentunya dapat mempersiapkan investasi untuk dana pernikahan, membeli rumah, kendaraan, dan kebutuhan lainnya. Mike juga memberikan sedikit saran yaitu dengan mengkombinasikan berbagai produk dalam berinvestasi antara produk investasi jangka pendek, menengah, dan panjang. Misalnya memilih deposito untuk menjaga likuiditas. Kemudian produk ini dapat dikombinasikan dengan instrumen berbasis utang, seperti sukuk retail setiap bulan. Mike juga menambahkan, kaum milenial dan generasi Z sangat diuntungkan dengan perkembangan teknologi, sehingga dapat membeli berbagai produk investasi melalui beragam marketplace. Oleh sebab itu, kini tinggal cara pengelolaan dari produk-produk investasi yang akan dipilih oleh para generasi milenial.
***