Siapkan 4 Hal Ini Jika Mau Sukses UMKM Go Digital || Page 1
Minggu, 10 Juli 2022 | 10:00 WIB
LINK UMKM - Tahukah Anda? Persentase UMKM di Indonesia yang sudah go online baru sekitar 15% saja. Atau lebih tepatnya, hanya 9,4 juta dari 64 juta UMKM yang sudah eksis di dunia digital.
Melihat banyaknya jumlah UMKM yang belum go online, tentu hal ini sangat disayangkan. Karena, ada banyak peluang yang bisa diraih oleh UMKM melalui platform digital. Mulai dari potensi transaksi yang tinggi hingga kemudahan untuk menjangkau konsumen.
Peluang ini justru kian bertambah sejak adanya pandemi COVID-19. Tercatat jumlah transaksi online meningkat hingga sebesar 400%. Bahkan, tren positif transaksi online diprediksi akan terus meningkat setelah masa pandemi usai.
Walau demikian, tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan peluang ini. Alasannya bermacam-macam, mulai dari kurangnya kesiapan SDM hingga keterbatasan akses internet.
Menurut Jacob Win, Ketua Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut ada beberapa faktor yang mungkin terlihat sederhana, tapi dapat mempengaruhi kesiapan UMKM dalam menyongsong transformasi digital. Penasaran? Mari kita bahas satu per satu.
1. Mindset Untuk Go Online
Ketika membahas tentang persiapan pemilik UMKM dalam menghadapi tantangan bisnis, aspek-aspek yang seringkali disebut adalah pendanaan, wawasan, atau infrastruktur. Namun belum banyak yang membahas tentang mindset.
Padahal, menurut Jacob, mindset merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh UMKM. Karena mindset dapat memotivasi pemilik UMKM untuk melakukan transformasi digital.
“Sorry to say, UMKM ini jargonnya emang ‘UMKM Naik Kelas’. Tapi, dari sekian banyak UMKM yang ada, itu hanya sedikit banget yang mindsetnya ikutan ter-upgrade”, ucap Jacob.
Kegusaran Jacob memang wajar. Karena saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 175 juta jiwa. Dan peluang sebesar ini justru tak dimanfaatkan oleh sebagian besar UMKM.
“Mayoritas pemilik UMKM masih memiliki mindset konvensional. Dalam artian, mereka masih melakukan aktivitas bisnis hanya untuk makan hari ini. Sehingga mereka tidak berpikir jauh ke depan”, ujar Jacob.
Dampaknya, masih sedikit UMKM yang menganggap transformasi digital sebagai strategi bertahan untuk jangka panjang. Karena pencapaian bisnis hari ini dianggap sudah cukup.
Tidak hanya itu, mindset konvensional pun kerap mempengaruhi keputusan pemilik UMKM saat melakukan pengembangan bisnis.
Jacob bercerita bahwa di antara bisnis-bisnis yang ia bimbing, sebagian di antaranya masih memiliki mindset konvensional. Sebagai contoh, ada bisnis sambal pecel yang menjalankan bisnis hanya dengan mengandalkan strategi “resep warisan keluarga”.
“Kemudian, ada juga pengusaha yang bikin produk keramik khusus untuk model vas bunga. Alasan dia bikin produk itu karena di lingkungan sekitarnya pada bikin keramik”, tambah Jacob.
Mengandalkan sumber daya yang dimiliki oleh bisnis memang tidak salah. Namun yang patut dikhawatirkan adalah ketika wawasan pasar menjadi terabaikan. Padahal, keduanya perlu dipadukan agar tujuan bisnis jangka pendek dan jangka panjang bisa tercapai.
Dengan memiliki mindset yang tepat, para pengusaha dapat mewujudkan potensi sumber daya yang mereka miliki melalui transformasi digital.
2. Wawasan Pemasaran Online
Selain memiliki mindset yang tepat, pemilik UMKM harus mengasah wawasan mereka agar mampu mengelola bisnis online-nya dengan baik.
Menurut Jacob, ada tiga wawasan yang wajib dipahami oleh UMKM agar bisa sukses online. Yang pertama adalah marketing, yang kedua adalah product development, dan yang terakhir adalah strategi dan manajerial.
Dengan ketiga wawasan tersebut pemilik UMKM akan paham cara mengembangkan produk, cara memasarkannya, serta cara mengelola bisnisnya dalam jangka panjang.
Sayangnya, menurut Jacob, masih banyak pemilik UMKM yang belum tertarik untuk berinvestasi wawasan. Alasan umumnya adalah karena biaya.
Padahal wawasan pemasaran online tidak hanya bisa didapat melalui platform berbayar seperti Skill Academy atau Udemy. Ada juga platform gratis seperti Niagahoster Course untuk mendapat berbagai wawasan pemasaran online. (Bersambung) ***