Khusus || Pemerintah Komitmen Akan Tingkatkan Produksi Beras

Minggu, 14 Agustus 2022 | 23:17 WIB

Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada beras dengan produksi beras yang surplus selama tiga tahun terakhir.

LINK UMKM - Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan produksi pertanian nasional untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan yang tengah melanda sejumlah negara.

Komitmen itu disampaikan Presiden seusai menerima Certificate of Acknowledgement dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI). Penghargaan karena Indonesia dinilai berhasil mencapai swasembada beras.

"Di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, sekali lagi pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi, menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri dan sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia," sebut Presiden Jokowi dalam sambutannya pada acara penyerahan penghargaan dari IRRI kepada pemerintah Republik Indonesia, di Istana Negara Jakarta, Minggu 4 Agustus 2022.

Presiden Jokowi menuturkan bahwa pemerintah telah membangun sejumlah infrastruktur di bidang pertanian, mulai dari bendungan, embung, hingga jaringan irigasi untuk mendukung peningkatan hasil produksi pertanian nasional sejak 2015.

Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah memanfaatkan varietas-varietas unggul padi, melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada beras dengan produksi beras yang surplus selama tiga tahun terakhir.

Menurut Kepala Negara, Indonesia telah memproduksi 31,3 juta ton beras pada 2019 serta 31,3 juta ton pada 2020 dan 31,3 juta ton pada 2021. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, stok beras nasional pada April 2022 menjadi yang tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. Stok beras ini ada di masyarakat, petani, restoran, Bulog, hingga di beberapa industri pangan.

"Inilah yang menyebabkan kenapa pada hari ini diberikan kepada kita sebuah sertifikat bahwa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah swasembada pangan," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi kepada para pelaku pertanian Tanah Air dan berbagai pihak terkait yang telah bekerja keras dan bersama-sama dengan pemerintah mewujudkan swasembada beras di Indonesia. Meski demikian, Presiden berharap para petani tidak hanya memproduksi komoditas pertanian yang dikonsumsi masyarakat, tetapi juga komoditas pertanian yang masuk pasar ekspor.

"Diversifikasi pangan hati-hati. Kita tidak hanya tergantung pada beras, tetapi harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya," kata Presiden Jokowi.

Turut hadir dalam acara pemberian penghargaan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Representasi FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal, Direktur Jenderal IRRI Jean Balie, sejumlah kepala daerah, rektor, serta perwakilan petani.

Sementara Direktur Jenderal IRRI Jean Balie mengatakan, Indonesia jelas menjadi contoh karena telah menunjukkan bahwa selama pandemi yang sangat memengaruhi berbagai negara, Indonesia telah berhasil meningkatkan tingkat produktivitas produksi dan mencapai tingkat swasembada yang tinggi. Hal ini merupakan hasil dari adopsi teknologi yang tinggi, pelatihan petani yang baik, juga kinerja penyuluhan yang sangat baik.

Selain itu, kerja sama yang baik terjalin antarinstansi dan khususnya antara IRRI dan Pemerintah Indonesia. "Pada dasarnya Indonesia sudah memiliki tingkat swasembada beras yang cukup tinggi yang menarik dan perlu diakui. Juga alasan lain, yaitu keinginan untuk merayakan kerja sama yang langgeng dan sukses antara IRRI dan Indonesia khususnya dalam pengembangan sektor beras," ujar Jean Balie.

Representasi FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal menilai, penghargaan yang diberikan IRRI kepada Pemerintah Indonesia merupakan sebuah pencapaian besar bagi Indonesia, terutama terkait swasembada beras. Apalagi, pencapaian tersebut diraih Indonesia di tengah krisis pandemi Covid-19 dan ketidakstabilan situasi geopolitik global.

"Saya katakan bahwa ini adalah pencapaian besar yang telah dicapai Indonesia karena kita telah melihat hampir tidak ada impor beras kecuali untuk varietas premium. Impor jagung juga telah stabil, jadi saya akan mengatakan bahwa ini adalah pencapaian besar dan ini merupakan tonggak utama menuju sistem pangan pertanian yang tangguh di negara ini," ujar Rajendra.

FAO menyatakan komitmen untuk terus membantu Indonesia dalam menyediakan dukungan keahlian teknis yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pangan.

Pihaknya juga siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk bisa mempertahankan pencapaian swasembada ini menuju ketahanan sektor pertanian yang lebih baik ke depannya.

"FAO akan bersedia berkomitmen untuk menyediakan keahlian teknis yang dibutuhkan untuk produksi yang lebih baik, kesehatan yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik," ucapnya.

Peluang ekspor

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menegaskan bahwa capaian penghargaan ini merupakan sesuatu yang luar biasa.

"Sukses karena tiga hal: intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi yang berhasil. Program seperti pengembangan varietas unggul padi menjadi kekuatan besar bagi peningkatan kualitas produksi," ujar Arif.

Menurut dia, produktivitas padi Indonesia saat ini menempati posisi kedua di Asia Tenggara. Penghargaan yang diraih Pemerintah Indonesia diharapkan dapat mendorong Indonesia menjadi eksportir beras. "Kita harus optimistis bahwa kita bisa tidak saja mandiri pangan akan terjaga, bisa menjadi eksportir beras segera kita harus punya mimpi eksportir beras. Ada tanggung jawab kita untuk bisa memberi makan dunia," tambahnya.

Dalam keterangannya seusai acara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut bahwa IRRI telah memberi saran ke Presiden Jokowi untuk melakukan ekspor beras berkualitas tinggi. Namun, Presiden Jokowi meminta stok nasional dipastikan aman sebelum ekspor.

"Kita harus punya stok sampai dua tahun yang kita anggap aman. Jadi, kira-kira gitu jawabannya, jadi ekspor dimungkinkan setelah semua kepentingan nasional sudah terpenuhi dan antisipasi terhadap tantangan sudah dilakukan," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan bahwa penghargaan dari IRRI tersebut merupakan kado terbesar bagi bangsa Indonesia di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia. IRRI pun menurut dia, telah memberikan pengakuan terhadap sistem pertanian dan pangan yang tangguh serta swasembada beras yang dicapai Indonesia pada tahun 2019-2021.

"Indonesia bahkan telah berhasil membangun berbagai bendungan dan irigasi yang menjadi tolok ukur hadirnya pertanian yang kuat itu," ujar Syahrul.

Bagi para petani, capaian tersebut memberikan dorongan semangat untuk terus berkarya. "Sangat bangga akan pencapaian negara kita Indonesia dalam tiga tahun ini kita swasembada beras, kita tidak impor beras, dan selalu konsisten petani-petani kita di Nusantara bisa memproduksi beras dengan kuantitas yang mencukupi bangsa kita bahkan surplus," ujar Agung Wedhatama, salah satu petani milenial asal Bali yang turut hadir dalam acara penyerahan penghargaan.

Menurut Agung, pandemi Covid-19 justru membuat sektor pertanian makin tangguh. Petani menjadi makin sadar bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang utama. "Ke depan, isu pangan memang menjadi isu paling strategis di dunia. You control the food, you control the people, you control the nation. Selagi kita bisa menyuplai surplus di pangan kita, negara kita akan terkuat sejahtera dan makmur," tambahnya.

Sementara itu, Ade Putra Daulay, petani milenial lainnya menilai bahwa kerja sama lintas sektor merupakan faktor utama untuk meningkatkan sektor pertanian Indonesia. Menurut dia, pemerintah baik daerah maupun pusat harus terus memberikan dukungan bagi para petani yang memiliki berbagai keterbatasan.

Adepun merasa bangga dengan capaian swasembada beras Indonesia sehingga mendapat penghargaan. "Kita petani milenial melihat hal ini kita apresiasi sangat luar biasa. Kenapa? Karena pada hari ini di tengah pandemi Covid-19 dan juga yang kita dihantui oleh krisis pangan global, tetapi Indonesia mampu survive di tengah pandemi Covid-19 ini, mampu meningkatkan hasil-hasil produksi, khususnya beras di Indonesia," ungkapnya. ***

DWI HADI SUSILO

15 Sepember 2022 | 19:43:44 WIB 2 tahun lalu

Mantap

DWI HADI SUSILO

15 Sepember 2022 | 19:43:42 WIB 2 tahun lalu

Mantap

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x