BI Gelar FEKDI 2022: Perkuat Sinergi dan Kolaborasi Guna Dorong Ekonomi Digital Indonesia
Selasa, 12 Juli 2022 | 15:15 WIB
LINK UMKM - Dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi, Bank Indonesia (BI) bersama dengan Kementerian Perekonomian menggelar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022, guna
mendorong ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan terus bertumbuh sepanjang tahun ini.
Ajang etalase inovasi produk dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital FEKDI 2022 yang diselenggarakan, di Nusa Dua, Bali. Senin, 11 Juli 2022 oleh BI dan Kementerian Perekonomian ini, juga difokuskan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung sinergi bauran kebijakan ekonomi dan keuangan digital nasional, sejalan dengan komitmen pemerintah dan visi Presiden RI untuk menuju Indonesia Maju," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Menurut Perry, sinergi dan inovasi inklusif diperlukan untuk memajukan bangsa agar dapat bersaing secara global. Selain itu, BI juga terus memperkuat pemulihan ekonomi yang ditempuh melalui kebijakan digitalisasi sistem pembayaran.
"Bank Indonesia Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022, sejalan dengan komitmen pemerintah dan visi Presiden RI untuk menuju Indonesia Maju," kata Perry.
Dia menyebutkan bahwa nilai transaksi lokapasar sepanjang 2022 diperkirakan tumbuh 31 persen atau menjadi Rp536 triliun. Sementara menunjukkan pertumbuhan, mulai dari transaksi lokapasar atau e-commerce hingga layanan perbankan digital. itu, uang elektronik diproyeksikan mengalami peningkatan 18 persen menjadi Rp360 triliun.
"Apalagi, layanan perbankan secara digital tahun ini diperkirakan naik 26 persen menjadi Rp51.000 triliun. Itu semua adalah kemajuan," katanya.
Perry menambahkan kemajuan dalam transformasi digital juga ditunjukkan dalam elektronifikasi bantuan sosial atau bansos, transaksi keuangan daerah, dan digitalisasi dalam setiap moda transportasi. Hal ini merupakan sinergi dan kolaborasi yang juga sudah berjalan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan menciptakan prospek cerah pada potensi ekonomi, serta keuangan digital Indonesia.
"Nilai perdagangan digital tembus Rp401 triliun seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi berbelanja daring, serta didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking," Airlangga.
Kurun 3 tahun mendatang, Airlangga optimistis potensi ekonomi digital Indonesia dapat terus bertumbuh mencapai Rp2.184 triliun pada 2025. Kemudian, potensi diproyeksi naik delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030.
"Pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan peluang digitalisasi melalui implementasi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Selain itu juga upaya penguatan kerja sama dan konektivitas pada lingkup regional maupun global di berbagai sektor," pungkas Airlangga. ***