Inklusi Keuangan Dorong Pemerataan Ekomoni, BRI: Berikan Kesempatan ke Semua Pelaku Usaha Untuk Berpartisipasi Dalam Perekonomian Jauh Lebih Baik

Rabu, 8 Juni 2022 | 15:33 WIB

Inclusivity memberikan kesempatan ke semua pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perekonomian itu jauh lebih baik.

LINK UMKM -  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyadari betul bahwa agar dapat mendorong pemerataan ekonomi, merealisasikan visi menjadi Champion of Financial Inclusion pada 2025 tersebut, menjadi alasan untuk agar dapat mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Apalagi, inclusivity memberikan kesempatan ke semua pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perekonomian itu jauh lebih baik.


Direktur Utama BRI Sunarso di sela-sela acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, mengatakan inklusi keuangan yang banyak melibatkan kontribusi dari berbagai pelaku usaha disebut inclusivity. Kondisi tersebut, kata dia, akan lebih baik dibandingkan dengan hanya berfokus pada pelaku usaha tertentu, misalnya pelaku usaha besar atau korporasi.


"Dalam inklusi keuangan, inclusivity yang memberikan kesempatan semua pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perekonomian itu jauh lebih baik, dibandingkan jika kita hanya memberikan kepada segelintir pengusaha untuk menjadi motor penggerak ekonomi. Maka penting untuk kita menggerakkan ataupun mencapai promoting prosperity itu melalui inclusivity, dengan melibatkan banyak pelaku usaha," katanya.

Visi BRI tersebut memang sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90persen pada 2024. Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada tahun 2019 baru mencapai 76,1persen atau meningkat dari 67,8persen pada 2016.


Dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan tersebut, lanjut dia, harus pula diiringi dengan peningkatan literasi keuangan. Di mana menurut data OJK literasi keuangan baru mencapai 38,03persen pada 2019, meningkat dari 29,7persen pada 2016.


"Kita harus buat gerakan sistematis yang tersistem dalam organisasi, kemudian orang-orangnya kita berikan target bahwa kamu harus mendidik sekian orang dan lain-lain. Itu bagian daripada upaya kita meningkatkan financial literasi index," ujarnya.Untuk mewujudkan hal tersebut setidaknya BRI memiliki 3 strategi utama. Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 dari sekitar 530 ribu agen di seluruh Indonesia hingga kuartal I/2022.


Agen laku pandai tersebut merupakan hybrid channel dari BRI secara brancless banking. Karena Agen BRILink merupakan jaringan konvensional yang dilengkapi dengan layanan digital. AgenBRILink menurutnya secara tidak langsung akan memberikan edukasi awal tentang kemudahan dan keamanan layanan transaksi keuangan digital kepada nasabah.


Kedua, BRI pun akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital.Menurutnya, penyuluh digital tersebut adalah salah satu ujung tombak keberhasilan digitalisasi BRI. Dengan demikian akan terjadi akselerasi peningkatan literasi keuangan secara digital di kalangan nasabah.


Ketiga, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital. Sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.


Seperti BRImo yang merupakan super apps keuangan digital BRI. BRImo adalah layanan mobile banking terlengkap dengan lebih dari 100 fitur yang siap melayani berbagai kebutuhan nasabah. Ada pula BRISPOT sebagai aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit konsumer yang selama ini meningkatkan produktivitas dan efisiensi.


Ekonomi Yang Lebih Tangguh
Sunarso pun menyebut, inclusivity dapat mendorong kondisi ekonomi yang lebih tangguh. Sebabnya di masa mendatang tantangan ekonomi akan lebih besar. Dia menjelaskan globalisasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia.


Namun, saat ini terdapat pula kecenderungan terjadi fragmentasi dalam skala regional bahkan domestik. Hal itu diperkirakan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi global. Faktor utama yang mendorong terjadinya fragmentasi tersebut antara lain, pandemi Covid-19, juga konflik geopolitik yang menyebabkan trade dispute yang mengganggu global supply chain.


"Oleh karena itu, kontribusi aktif BRI dalam pencapaian inklusi keuangan di Indonesia akan semakin memastikan keberlanjutan bisnis BRI ke depan. Sehingga BRI akan tetap memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh stakeholder-nya," pungkas Sunarso optimistis. ***

DRA RR ENDANG DEWI PUDJOWATI

27 Juni 2022 | 10:59:09 WIB 2 tahun lalu

Semoga perekonomian di negara tercinta ini lebih baik dan masyarakat sejahtera. UMKM bangkit. Berkembang semakin baik

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x