Likuiditas untuk Penyaluran kredit dan Pembiayaan BRI Berkualitas

Sabtu, 4 Juni 2022 | 07:28 WIB

Pada triwulan I-2022 BRI juga berhasil menghimpun giro senilai Rp227,3 triliun, tabungan Rp485,9 dan deposito Rp405,5 triliun.

LINK UMKM -  Direktur Bisnis Konsumer, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Handayani mengatakan, untuk menghadapi ketidakstabilan ekonomi global dalam masa pemulihan pandemi masyarakat diminta agar lebih berhemat dan menabung.

Apalagi hal tersebut juga merupakan anjuran Presiden Joko Widodo dalam giat menabung bagi masyarakat. Seperti diketahui, ketidakstabilan ekonomi global semakin diperparah dengan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Dengan menabung, lanjut Handayani, masyarakat memiliki cadangan uang guna mengantisipasi situasi tak terduga di masa depan.

Tak hanya itu, dalam melakukan giat menabung ke Bank, masyarakat juga memberikan langkah yang sejalan dengan BRI untuk meningkatkan raihan dana pihak ketiga (DPK), khususnya pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA).

"Hal itu sejalan dengan transformasi struktur liabilitas, BRI akan terus mendorong peningkatan proporsi CASA untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan,” Ungkap Handayani.

Dengan demikian, BRI memiliki likuiditas memadai dan permodalan yang kuat guna mendukung penyaluran kredit dan pembiayaan yang semakin berkualitas. Perolehan DPK BRI secara bank only sejak 2019 terus mengalami peningkatan. Pada 2019, jumlah giro tercatat senilai Rp167,8 triliun, tabungan Rp404,4 triliun, dan deposito Rp397,5 triliun.

Pada 2020 jumlah giro yang berhasil dihimpun BRI sebesar Rp183 triliun, tabungan Rp459,1 triliun, dan deposito Rp410,5 triliun. Kemudian pada 2021, jumlah giro sebesar Rp219,4 triliun, tabungan Rp494,6 triliun, dan deposito Rp413,9 triliun.

Pada triwulan I-2022 BRI juga berhasil menghimpun giro senilai Rp227,3 triliun, tabungan Rp485,9 dan deposito Rp405,5 triliun.

Selain DPK, per kuartal I-2022 porsi CASA yang dihimpun BRI juga mencapai 63,75%, persentase itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yang mencapai 59,48%.

"Hal ini menunjukkan komitmen BRI yang terus berupaya meningkatkan dana murah sebagai sumber pendanaan," Kata Handayani.

Efisiensi juga terjadi karena peningkatan CASA terlihat dari cost of fund (CoF) atau biaya dana yang semakin menurun. Pada 2019 sebesar 3,58%, tahun berikutnya menjadi 3,22%, dan pada 2021 sebesar 2,05%. Adapun pada kuartal I/2022 CoF BRI semakin efisien diangka 1,73% menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,26%.

Peningkatan dana murah ini, menurut Handayani tak terlepas dari optimalisasi perseroan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap, seperti Tabungan BRI Simpedes, BritAma dan Tabunganku. Selain itu tersedia pula produk Giro BRI. Perseroan juga terus berupaya meningkatkan pengalaman nasabah dengan mengoptimalkan proses bisnis melalui AgenBRILink dan BRImo. Platform pembayaran telah disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru, yaitu melalui BRI Open API. ***

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x