Apa Itu Rebranding? Berikut Ulasannya Serta Contoh yang Dapat Kamu Pahami
Rabu, 4 Mei 2022 | 00:00 WIB
LINK UMKM - Secara harfiah, rebranding berarti pemerekan kembali. Aktivitas ini berkaitan langsung dengan perubahan desain logo, tagline, grafis, bahkan merek itu sendiri, dalam rangka memperbaiki citra produk atau perusahaan agar terkesan fresh, relevan, dan memikat, sebagai upaya dari strategi pemasaran.
Rebranding penting dilakukan sebagai peremajaan produk, misalnya stasiun teve kerap mengganti grafisnya secara berkala, biasanya setahun sekali menjelang anniversary.
Demikian pula produk-produk fast moving/consumer goods (FMCG) yang rutin mengganti desain kemasannya dari waktu ke waktu. Penampilan kemasan snack mengalami perubahan terus-menerus hingga nyaris berbeda sama sekali dengan desain awalnya.
Ada pula contoh rebranding secara radikal, seperti dilakukan produk semen Holcim (Swiss) yang mengubah namanya jadi Dynamix, setelah diakuisisi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Rebranding kali ini dilakukan untuk menyesuaikan visi-misi perusahaan induk di samping mengeliminasi citra brand lama yang tidak lagi relevan.
Seperti logo-logo komersial, logo kementerian dan badan negara juga belakangan melakukan rebranding berupa simplifikasi logo. Untuk bidang jasa, pemerintahan, hingga layanan publik, rebranding mesti diimbangi dengan pelayanan yang lebih baik. Seperti coba dilakukan PT. KAI ataupun instansi lainnya.
Berikut ini beberapa rebranding lain yang menarik.
- MNC Corp
Di dunia media, beberapa perusahaan yang diakuisisi MNC Corp turut mengalami rebranding, antara lain MNC Media meliputi: MNCTV (sebelumnya TPI), GTV (Global TV), iNews (Sun TV), MNC Channels, MNC Trijaya (Trijaya FM), MNC Vision (Indovision/OkeVision/Top TV).
Selain itu, MNC Portal: Okezone, Sindonews, MNC Financial: MNC Bank (Bank Bumiputera), MNC Life (Suci Life/UOB Life), MNC Insurance (Jamindo), MNC Land, dst.
Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa tiap-tiap unit usaha atau pun merek yang dimiliki agar dibuat dalam satu integrasi terpadu. Sehingga memberikan citra positif bagi customer dan investor.
- Roma Wafello
Produk Wafello di satu sisi merupakan brand baru, namun di sisi lain sebenarnya produk rebranding sekaligus. Ya, sebab Roma Wafello tak lain adalah produk rebranding dari wafer Roma yang sengaja dirilis untuk berkompetisi di pasar wafer, dengan tema baru yang diusung, yakni "Italian Taste".
- SoKlin Royale
Kasus serupa dengan Wafello. So Klin Royale Perfume Series (Wings) dirilis untuk menghadapi Downy Parfum Collection (P&G) yang sama-sama mengusung tema hitam dan kesan mewah.
- Larutan Cap Kaki Tiga
Rebranding juga dilakukan karena dilatarbelakangi sengketa terkait hak cipta. Dulu, Larutan Cap Kaki Tiga dan Cap Badak adalah produk yang sama. Setelah pecah kongsi, masing-masing produk bekerja keras meyakinkan konsumen sebagai "produk yang asli".
Pada kasus semacam ini, produsen justru akan mempertahankan tema desainnya karena sudah terlanjur diingat konsumen, di samping hal tersebut turut diperebutkan.
Namun tetap saja mereka harus memperkenalkan detail penting sebagai proses rebranding-nya agar konsumen "tidak salah beli". Hal ini sekaligus mengajarkan kita pentingnya membuat kesepakatan-kesepakatan dalam kongsi.
- Superstar
Kasus serupa seperti Roma Superstar dan produk sejenis yang menggunakan maskot Superman, namun agaknya mengalami masalah hak cipta dengan DC Comics.
Hal ini lagi-lagi mengajarkan pada kita agar tidak sembarangan mencomot gambar dalam berbisnis untuk menghindari masalah di kemudian hari.
- Juventus
Tak hanya perusahaan komersial dan instansi pemerintah, bahkan klub sepakbola juga turut melakukan rebranding. Setelah mengubah logonya jadi lebih minimalis, Juventus melalui Adidas belakangan membuat desain baru.
IO/MG