Perjalanan Bisnis CGV
Rabu, 22 Desember 2021 | 07:00 WIB
LINK UMKM - Siapa yang tak asing dengan bioskop CGV. Mungkin belum banyak yang tahu akan awal mula berdirinya CGV. Graha Layar Prima Tbk (CJ CGV) berdiri tanggal 3 Februari 2004 lalu, dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Oktober 2006.
Perusahaan bioskop asli asal Korea Selatan ini sudah memiliki berbagai cabang di beberapa negara, dan salah satunya ada di Indonesia. Di Indonesia CGV didirikan oleh Ananda Siregar dan David Hilman.
CGV sendiri dijadikan sebuah nama brand, yang memiliki arti tiga kata yaitu, Cultural (berbudaya), Great (hebat), dan Vital (sangat penting).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BLITZ atau CGV ini adalah menjalankan usaha di bidang perfilman, perekaman video, penyediaan makanan dan minuman serta jasa rekreasi dan hiburan.
Kegiatan usaha utama yang dijalankan blitz adalah dalam bidang pertunjukan film termasuk diantaranya jasa pendukung seperti penjualan makanan dan minuman serta penyediaan media iklan.
Selain itu, CGV Blitz juga menyediakan jasa konsultasi manajemen dan bantuan teknis dalam bidang pertunjukan film pada pihak ketiga melalui anak usaha (PT Graha Layar Mitra).
Perlu diketahui, pada tanggal 06 Agustus 2015 BLITZ mengganti nama brand bioskop dari Blitz Megaplex menjadi CGV Blitz dan sekarang hanya CGV.
Pada tanggal 28 Maret 2014, BLITZ memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BLTZ (IPO) kepada masyarakat sebanyak 74.410.400 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 April 2014.