Melihat Perkembangan Bisnis Frozen Food di Masa Pandemi, Ini Kata GAPMMI
Minggu, 24 Oktober 2021 | 16:00 WIB
LINK UMKM - Meningkatnya pengguna internet di Indonesia selama pandemi Covid-19 membuka peluang yang besar bagi pengusaha kuliner di berbagai daerah.
Masa pandemi COVID-19 membuat bisnis yang berbasis online kebanjiran order.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman yang mengatakan ada beberapa kuliner online yang trennya mengalami peningkatan. Kuliner tersebut berjenis makanan beku (frozen food).
"Literasi digital masyarakat di bidang kuliner sudah baik dan ini jadi peluang yang besar bagi pengusaha makanan," kata Adhi dalam siaran pers.
Adhi menuturkan, jenis kuliner yang mengalami peningkatan itu juga dipicu oleh kebijakan pemerintah yang mengharuskan masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah ketika pandemi.
Tercatat pada akhir 2020 lalu, Indonesia adalah negara dengan pengguna internet terbesar keempat di dunia, jumlahnya mencapai 160 juta orang.
Dua layanan daring yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet pemula di Indonesia adalah jasa transportasi sebesar 40 persen dan layanan pesan antar makanan sebesar 32 persen.
"Selain itu masyarakat juga menggemari kuliner dengan manfaat kesehatan yang tinggi, diantaranya makanan organik atau makanan yang berbasiskan herbal," beber Adhi.
Manfaat digitalisasi untuk berjualan makanan pun diamini oleh pemilik usaha kuliner Pawon Kanjeng Mommy, Diah Ayu Satiarini.
Menurut dia, omzet penjualan produknya di marketplace atau lokapasar meningkat selama pandemi.
Pandemi membuat orang tidak bisa sering keluar rumah, sehingga aktivitas memasak berkurang. Akhirnya, makanan beku menjadi pilihan.
"Dalam sebulan omzet kami bisa mencapai ratusan juta rupiah," ujar Diah.
Menurut dia, banyak keuntungan yang bisa didapat dengan berjualan secara online. Jualan online dirasa lebih mudah karena tidak perlu toko yang besar sehingga memotong biaya produksi.
Selain itu, berjualan secara online lebih aman, baik melalui lokapasar ataupun media sosial. Namun peningkatan omzet harus dibarengi oleh kemampuan penjual membaca keinginan pasar.
"Pengemasan juga harus baik agar tahan lama. Lebih sering berpromosi di media sosial agar masyarakat ingat terus dengan produk yang dijual," pungkas dia.
RZ/MG