Beberapa Pelajaran Bisnis yang Bisa Kita Ambil Dari Film Squid Game
Sabtu, 16 Oktober 2021 | 12:00 WIB
LINK UMKM - Salah satu drama Korea Selatan yaitu Squid Game menjadi viral di berbagai kalangan. Sebenarnya, selain sebagai hiburan, ada pula pembelajaran tentang teknik marketing yang bisa kalian petik dari drama tersebut.
Squid Game sendiri berkisah tentang sekelompok orang yang harus bertahan hidup dalam sebuah permainan demi mendapatkan uang. Hal itu mengajarkan banyak pelajaran pemasaran berharga bagi kita pelaku bisnis.
Nah, dari teknik tersebutlah bisa kita gunakan untuk sebuah merek atau bisnis sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan.
Dalam hal ini, Squid Game mampu memecahkan rekor publisitas di masa lalu dengan pertunjukan yang terbilang sedikit menegangkan.
Lantas apa saja pelajaran yang bisa dipetik dari drama asal Korea Selatan Squid Game tersebut? Berikut tiga pelajaran berharga yang bisa diambil dari drama Squid Game sehingga berguna dalam dunia pemasaran bisnis, seperti dilansir dari laman Enterpreneur.
1. Promosi Dari Mulut ke Mulut Lebih Ampuh
Dalam strategi pemasaran, promosi dari mulut ke mulut berfungsi sebagai faktor minimal. Di samping itu, dengan media sosial yang saat ini begitu mudah diakses oleh beragam bisnis, dapat memicu tren untuk membuat promosi dari mulut ke mulut.
Beberapa orang mungkin mendengar atau tahu tentang drama Squid Game dari teman-teman yang membicarakannya. Bahkan di media sosial pun, seperti Twitter, Facebook, Instagram, banyak beredar konten tentang drama tersebut.
2. Ikut Tren Pasti Sukses
Media sosial seperti TikTok tidak hanya bisa menemukan bagaimana sebuah merek atau bisnis menjangkau audiensnya. Akan tetapi, juga mampu menetapkan standar baru tentang bagaimana perusahaan harus mendekati para pelanggan.
Melihat saat ini, merek atau bisnis besar bisa mengomentari postingan tanpa harus menjadi orang yang profesional. Hingga pada kenyataannya, bisnis yang mampu mengambil pendekatan informal di sebuah platform bisa mendapatkan banyak pujian bahkan perhatian. Alhasil mampu menghasilkan tayangan yang lebih tinggi.
3. Cari Tahu Keinginan Pelanggan
Sebagai pemilik merek atau bisnis, tidak bisa memprediksi apa yang diinginkan para konsumen untuk kedepannya. Seperti para penonton dari drama ini yang baru akan paham ketika sudah menontonnya.
Pemilik bisnis pun baru akan tahu apa yang diinginkan para konsumen setelah konsumen tersebut menunjukkannya.
Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa kita tidak dapat selalu mengikuti norma konvensional dan bergantung pada data historis untuk memberitahu apa yang terjadi selanjutnya.
Penting untuk kamu ketahui, bisnis inovatif tentu harus selalu mempertimbangkan segala risiko yang diperhitungkan dengan strategi pemasaran.
RZ/MG