BRI Gelar Pelatihan Online Dengan Tema Hidroponik Bersama Tokoh-Tokoh Edukatif
Jumat, 10 September 2021 | 12:00 WIB
LINK UMKM - Memajukan pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM) Indonesia di tengah pandemi Covid-19 sudahmenjadi komitmen BRI. Diantaranya adalah dengan mengadakan berbagai pelatihan secara daring agar pelakuusaha dapat bertahan dan bangkit di situasi sulit.
Kali ini BRI berkolaborasi dengan BRI Research Institute mengadakan pelatihan online September Horti Ceria (SETIA) bertema Urban Farming: Hidroponik. Pelatihan ini dibukaoleh Ketua Umum Masyarakat Pecinta Buah dan SayuranNusantara, Mieke Suswono, yang pada sambutannya memberikan motivasi dan kiat-kiat sukses kepada pelaku usaha dalam mengelola bisnis di bidang perikanan.
“Saya berharap acara ini dapat berjalan dengan baik danpeserta bisa betul-betul tercerahkan dapat menerapkannya sehingga harapan untuk dapat memenuhi gizi keluarga juga dapat tercapai.” Ujar Mieke.
Hal senada juga terucap dalam sambutan dari Tommy Nugraha selaku Dirjen Hortikultura. Tommy berharap dalam pelatihan ini bisa bermanfaat untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya sayur mayur dalam pemenuhan pangan nasional.
Founder Masyarakat Pencinta Buah dan Sayuran Nusantara, Jamil Musanif, yang menjadi salah satu pembicara, memaparkan tentang Urban Farming khususnya Hidroponik. Ia menjelaskan secara dalam tentang jenis-jenis dari Urban Farming yang tidak hanya Hidroponik.
“Urban Farming ini ada cabang-cabangnya juga ada yang namanya Micro Green itu yang lebih kecil lagi itu bisa di dalam rumah,berbeda dengan Hidroponik itu harus di luarseperti halaman,” Ujar Jamil.
Pembicara selanjutnya ada Dr. Ir. Ani Andayani, M.Agrselaku Masyarakat Pencinta Buah dan Sayuran Nusantara. Aniberbagi cerita dan pengalamannya selama bercocok tanam secara Hidroponik yang baik dan benar dengan materi Rooftop Mini Hydroponic untuk Urban Farming.
“Latar belakang saya melakukan hidroponik yaitu mengisi kegiatanselama pandemi, kemudian berniat produksi sayuran yang sehat, keterbatasan lahan, dan alat bahan pendukung yang tidak tersedia di dalam negeri.” Ujar Ani.
Hal senada juga dipaparkan oleh Prof Justika Baharsjah,dalam materinya terkait teknik hidroponik yang baik danbenar. Justika menekankan bahwa hidroponik bias saja bukan sekedar hobi melainkan bias menjadi tambahan pengahasilan karena memiliki nilai ekonomi.
“Dengan membuat Hidroponik ini, maka saya kira akan bisa untuk diperjualbelikan tidak hanya untuk diri sendiri, sehingga dapat menghasilkan uang dengan lahan kecilseadanya.” Ujar Justika.
Kepala dinas ketahanan pangan kelautan dan perikanan, Suharini, memberikan respon baik terkait kegiatan hidroponikdi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa hidropinik memberikandampak baik di masyarakat apalagi jika bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan