Cerita Start-Up Jepang yang Untung Selama Pandemi dari Menampung Lansia
Senin, 13 September 2021 | 16:00 WIB
LINK UMKM - Tidak hanya pada Indonesia saja yang membuat rumah sakit kewalahan akibat virus COVID-19, Jepang pun mengalami hal serupa. Parahnya, hampir seluruh rumah sakit di Jepang hanya memfokuskan penanganan COVID-19. Karena kondisi seperti ini, banyak dari para lanjut usia yang harus pergi ke panti jompo guna mendapat fasilitas kesehatan.
Namun, ada cerita inspiratif dibaliknya kondisi ini yang memberikan keuntungan bagi seseorang. Amvis Holdings Inc. mencatat bahwa nilai sahamnya telah meningkat dua kali lipat sejak Agustus 2020 lalu.
Berdasarkan dari artikel yang ditulis Forbes, hal ini pun membuat Keiichi Shibahara sebagai pendiri dan CEO Amvis Holdings Inc. menjadi miliuner baru. Amvis Holdings Inc. sendiri merupakan perusahaan perawatan untuk pasien dengan penyakit permanen atau yang membutuhkan perawatan rumah sakit.
Setelah 8 tahun menggeluti bidang ini, selama masa pandemi berlangsung, pendapatan yang dikantongi Amvis Holdings Inc. hampir menyentuh angka USD 90 juta atau senilai Rp1,29 triliun per September 2020.
Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah mengoperasikan 41 panti jompo swasta di seluruh Jepang dan 11 lainnya masih dalam tahap pembangunan.
Shibahara mengakui ia dan para timnya mendirikan model bisnis rumah sakit seperti ini pertama kalinya di Jepang dan telah menunjukkan hasil yang signifikan.
"Model bisnis rumah sakit ini telah berkembang pesat dan menjadi perusahaan terkemuka di industri perawatan kesehatan rumah dan perawatan," tutur Shibahara.
Setelah mendirikan perusahaan pada 2013, tidak lama pemerintah Jepang mengeluarkan kebijakan perawatan yang berbasis di rumah saja agar orang-orang dengan penyakit kronis atau disabilitas dapat menerima perawatan di rumah dan mengurangi beban rumah sakit.
Hal tersebut tentunya menjadi batu loncatan yang baru bagi perusahaan agar bisa mengisi keresahan tersebut lewat inovasi perusahaan yang sedang dikembangkan.
Jika merujuk pada laman Japan Times, jumlah populasi lansia yang tersebar di seluruh Jepang ternyata paling tertinggi di dunia dengan sebanyak 28,7 persen dari total populasi negara.
Namun, kebijakan tersebut membuat sebagian pasien rumah sakit harus dipulangkan ke rumah masing-masing dengan alasan rumah sakit sedang sibuk mengurusi dan menangani pasien yang terkena Covid-19. Oleh karena hal itulah banyak pasien yang akhirnya dialihkan ke Amvis untuk ditangani.
Di Awal Agustus ini, lonjakan kasus COVID-19 di Jepang melambung, membuat Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengeluarkan peraturan agar rawat inap pasien COVID-19 dibatasi dan hanya memprioritaskan kasus dengan gejala berat.
Memanfaatkan peluang dengan baik, inovasi ini menghasilkan peningkatan penjualan lebih dari 71 persen menjadi Rp1,19 triliun dari tahun sebelumnya. Sedangkan laba yang didapatkan berlipat ganda menjadi Rp 158 miliar.
RZ/MG