Holding Ultramikro Bisa Dorong Kredit UMKM
Jumat, 13 Agustus 2021 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Bank Indonesia (BI) menyebut hadirnya holding ultramikro akan mendorong penyaluran penyaluran kredit di segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bertambah.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) Yunita Resmi Sari memproyeksikan, sinergi ketiga BUMN yang dikenal fokus dalam pemberdayaan usaha kecil melalui holding akan menambah jumlah pelaku UMKM skala ultramikro yang rata-rata plafon kreditnya di kisaran Rp10 juta.
BI memproyeksikan ada penambahan baki debet kredit UMKM senilai Rp280 triliun pada 2024. Kehadiran holding pun diperkirakan akan menambah setidaknya empat rasio kredit UMKM perbankan nasional.
Dia menyebut dengan pencapaian rasio kredit UMKM per Juni 2021 sebesar 20,51 persen, maka penambahan debitur ultramikro sebanyak 28 juta debitur diperkirakan akan meningkatkan rasio kredit UMKM hingga 24,5 persen pada 2024.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Juni 2021 baki debet kredit UMKM mencapai Rp 1.107,6 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh sekitar 2,1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.084,3 triliun. Porsi kredit UMKM pada Juni 2021 tersebut mencapai 19,62 persen terhadap total kredit perbankan. Sedangkan pada Juni tahun lalu porsinya sekitar 19,30 persen.
Dengan sinergi ini, dia menilai akan semakin meningkatkan suplai pendanaan yang lebih terfokus sekaligus perluasan akses usaha masyarakat kecil.
Menurutnya perusahaan-perusahaan negara yang terlibat dalam holding memiliki keunggulan bisnis yang unik. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI fokus pada microbanking, PT Pegadaian (Persero) dengan pembiayaan berbasis gadai, sedangkan PT Penanaman Modal Madani (PNM) memiliki ciri khas pembiayaan kelompok dengan pemberdayaan komunal.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, Asian Development Bank dan juga hasil analisis perseroan, bahwa pada 2018 terdapat sekitar 45 juta usaha ultramikro yang membutuhkan pendanaan tambahan. Sejauh ini hanya sekitar 15 usaha ultramikro yang tersentuh pendanaan lembaga keuangan formal.
"Dengan menjangkau potensi ultramikro, aksesibilitas layanan keuangan di segmen tersebut dapat dioptimalkan," katanya.
RZ/MG