Gelar Pelatihan Online dengan Tema Kopi, BRI Hadirkan Tokoh-tokoh Edukatif
Rabu, 11 Agustus 2021 | 08:00 WIB
LINK UMKM - BRI selalu berkomitmen dalam memajukan pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia di tengah pandemi Covid-19 terus dilakukan, diantaranya dengan memberikan berbagai pelatihan secara daring agar pelaku usaha bisa bertahan dan bangkit di situasi sulit. Kali ini BRI berkolaborasi dengan BRI Research Institute mengadakan pelatihan online bertema Ngopi Santai (Ngobrolin Kopi Sambil Jualan Tambah Rejeki) pada Rabu (28/07).
Pelatihan ini dibuka oleh ketua Coffee Lovers Indonesia, Jamil Musanif dengan menjelaskan alasan dan tujuan dari pelatihan online ini diadakan, “banyak para pelaku UMKM yang mengeluh dan bercerita mengenai masalah–masalah dari hulu ke hilir mengenai penjualan yang akhir–akhir ini atau setahun dua tahun belakangan ini sedang surut yang dikarenakan oleh dampak pandemi,“ ujar Jamil.
Merespon curhatan tersebut, maka pelatihan ini berupaya untuk mengisi dan memperkaya diri masyarakat dengan membahas terkait langkah-langkah membangun citra pada produk kopi agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, edukasi mengenai standarisasi kopi, meningkatkan mutu yang bermanfaat untuk produsen dan konsumen, serta masih banyak lagi.
Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia, Anton Apriyantono juga memberi semangat kepada para peserta. “Kita punya potensi yang bisa mendatangkan kesejahteraan, apapun situasinya kita harus bisa menghadapinya kunci dari semua itu adalah komitmen untuk memberikan yang terbaik dan memiliki keyakinan.” Ucap Anton.
Ia juga menegaskan bahwa, saat setiap penjual kopi dapat meningkatkan produksi namun yang terjadi ialah minim pembeli, kemungkinan kita harus mulai belajar meningkatkan mutu, dengan memberikan inovasi dan pemasaran yang lebih baik lagi, dan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan penjualan.
Direktur Pengelolan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan Dedi Junaedi mengatakan salah satu gerakan dari Ditjen Perkebunan yang berfokus pada peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing. Di mana di dalamnya terdapat beberapa langkah untuk mewujudkan gerakan ini dimulai dari pengembangan logistik benih, peningkatan produksi dan produktivitas, peningkatan nilai tambah daya saing dan ekspor, pembiayaan melalui KUR, peningkatan kapasitas SDM, optimasi jejaring stakeholder.
“Selain dari Langkah-langkah itu, tentu semua ini perlu juga dukungan dari para konsumen untuk mengapresiasi para petani kopi maupun mereka yang bergerak disektor ini, perlu juga dipahami untuk konsumsi kopi giling bukan kopi gunting.” Jelasnya.
Koordinator Standardisasi Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan Ditjen Perkebunan, Ita Munardini memaparkan materi mengenai penyusunan dokumen mutu yang dimana didalamnya terdapat proses dokumentasi, proses pengumpulan, pemilihan, pengelolah dan menyimpan informasi. Selain itu penyusunan dokumen mutu menjadi salah satu aspek yang menjadi sasaran audit bila kita ingin melakukan sertifikasi namun bukan berarti penyusunan dokumen mutu ini semata–mata untuk keperluan sertifikasi melainkan untuk menjadikan para pelaku UMKM naik kelas.
“Penyampaian dokumentasi mutu ini tidak semata–mata dilakukan sebagai formalitas saja ya namun terdapat acuan yang sesuai Standar Nasional Indonesia,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Agri Mandiri Lestari Hindarwati Direktur menjelaskan mengenai SNI Kopi dan prosedur sertifikasi SNI.
“Lalu mengapa perlu melakukan sertifikasi SNI? karena dengan adanya sertifikasi menandakan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi, dan juga akan meningkatan mutu produk, meningkatkan brand dan kepercayaan konsumen, dan tentu menjadi UMKM yang naik kelas. Naik kelas dalam arti yang semula tidak standar menjadi standar, dari standar menjadi lebih dari standar,” ucap Hindarwati.
Pelatihan ini di tutup dengan penjelasan singkat dari tim pendamping UMKM yaitu Link UMKM dari BRI Research Insititute dimana para peserta pelatihan nantinya bisa mendapatkan pengetahuan tambahan melalui platform Link UMKM. Terdapat banyak fitur yang dapat mendukung kegiatan para pelaku UMKM, salah satunya pendampingan satu persatu yang dapat dilakukan via chat melalui fitur konsultasi.
RZ/MG