Hemat Pengeluaran, UMKM Bisa Mulai Garap Toko Digital
Selasa, 6 April 2021 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendapat priitas usaha dari pemerintah. UMKM dianggap sebagai salah satu penyokong aktif ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Untuk memulai UMKM, para pelaku bisa melakukannya di rumah. Pelaku UMKM tidak perlu memiliki toko fisik di tahap awalnya. Apalagi di era digitalisasi saat ini, pemasaran hingga transaksi jual beli pun sudah mulai beralih secara daring (online).
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM serta Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017, kategi usaha di Indonesia yang paling banyak yaitu UMKM yang mencapai hampir 63 juta usaha atau sekitar 99,9p. Jauh lebih besar ketimbang usahaar hanya sekitar 5.460 unit atau 0,01 persen.
Namun, di masa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020, para pelaku UMKM juga ikut terdampak. Tidak sedikit yang akhirnya harus berhenti alias gulung tikar.
Meski begitu, para pakar keuangan menilai pandemi menjadi momentum agar pelaku UMKM berinovasi. Salah satunya beralih ke digital.
Fakt perkembangan UMKM saat ini didukung dengan pemanfaatan sarana teknologi, infmasi dan komunikasi (TIK). Generasi saat ini sudah banyak yang melek teknologi. Karena itu, pola berdagang saat ini sudah mulai beralih ke digital.
Saat ini pola konsumsi sudah berubah. Transaksi sudah lebih beralih ke daring. Tidak lagi harus berkunjung ke toko fisik (offline). Bahkan, layanan drive thru sudah kian banyak sehingga semakin memudahkan bagi konsumen. Jika mampu beradaptasi, pengelolaan bisnis bisa berjalan dengan baik.
Para pelaku UMKM juga harus paham dalam menjalankan bisnis. Tidak hanya mempertimbangkan dari aspek operasional, melainkan juga pengelolaan finansialnya agar mampu bersaing, bertahan, dan makin tumbuh.
Banyak bisnis yang mendapat sumber pendanaan tetapi pengelolaan keuangannya tidak tepat. Padahal, kunci keuangan bisnis UMKM itu terletak pada investasi, arus kas (cash flow), dan laba rugi. Selain itu, perkembangan UMKM saat ini juga didukung dengan kemudahan peminjaman modal usaha. Kemudian, menurunnya tarif PPH Final.
Di sisi lain, para pelaku bisnis juga harus siap rugi. Menurutnya, keberhasilan bisnis tidak hanya dipengaruhi barang atau jasa yang dijual, kekuatan finansial, kemampuan marketing, tapi juga dari pengukuran investasi dan pengelolaan keuangan yang tepat.
RZ/QQ